Senin, 20 Desember 2010

JAUH DIMATA DEKAT DIHATI


senyummu adalah kebahagiaanku




Sahabat adalah kebutuhan jiwa yang mendapat imbangan
Dialah ladang hati yang dengan kasih kau taburi
dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih
Dia pulalah naungan sejuk keteduhanmu
Sebuah pendiangan demi kehangatan sukmamu
Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan,
Dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian
Sepenggal syair Kahlil Gibran yang tiba-tiba muncul di kepala saat seorang sahabat lama menyapa penuh rindu dari sana. Keriangan yang tercipta dari celotehan ramai ditingkahi tawa seperti memenuhi rongga dada. Hampir lima belas tahun kami tak pernah bersua dan saling kehilangan jejak, tapi ternyata Allah memiliki cara lain untuk mempertemukan kembali kami yang selama ini telah kehilangan komunikasi. Ya Rabb, terima kasih atas karuniamu hari ini …
Cerita lama, cerita baru dan kisah-kisah di saat kami saling mencari keberadaan yang lain mengalir tanpa henti. Tak peduli lagi dengan pulsa interlokal, dua jam setengah kami berkicau dan kembali saling teriak dengan panggilan saat masih sekolah dulu. Ada tawa bahkan juga air mata mengalir menyimak saat-saat sang sahabat kehilangan orang-orang tercintanya, ibunda, kakak dan putra bungsu terkasih. Ya, saat-saat dimana saya seharusnya berada di sisinya. Ada sesal menyelinap di sudut hati.

REUNI AKBAR 
DENGAN TEMA : JAUH DI MATA DEKAT DI HATI